Apakah Mungkin para Murid yang Hanya Nelayan Menulis Injil?

ARGUMENTASI LIBERALISME
Bahasa Yunani Koine yang digunakan dalam bahasa penulisan 4 Injil merupakan bahasa yang hanya diketahui oleh masyarakat kelas atas. Para penulisnya tentu orang yang berpendidikan dan bukan berasal dari masyarakat kelas bawah. Sedangkan murid-murid Yesus hanya rata-rata nelayan yang dikategorikan masyarakat kelas bawah dan mereka hanya mengenal bahasa Aramik. Berarti murid-murid Yesus bukanlah penulis Injil.

JAWABAN
Kita perlu menguji pendapat ini menggunakan data & referensi yang tersedia. Apakah benar bahwa para murid-murid tidak menguasai bahasa Yunani? ok let's examine it..

Dalam kehidupan sehari-hari para murid memakai bahasa Aramik sebagai bahasa pergaulan dan dalam aktivitas perdagangan & hubungan dengan orang lain mereka menggunakan bahasa Yunani Koine sebagai bahasa internasional pada saat itu. Sehingga kemungkinan besar mereka menguasai dua bahasa (billingual).
Merril C. Tenney (SPB): “Bahasa Yunani menjadi bahasa resmi di pengadilan dan bahasa pergaulan sehari-hari, seperti yang terlihat dalam tulisan-tulisan di atas papirus, surat-surat cinta, tagihan, resep, mantera, esai, puisi, biografi, dan surat-surat dagang, semuanya tertulis dalam bahasa Yunani, bahkan tetap demikian hingga masa pendudukan Romawi.
Bruce Metzger (LN-TIB): “Bahasa Yunani, secara meluas dimengerti di Palestina, terutama di ‘Galilea wilayah bangsa-bangsa lain’ seperti yang disebut dalam Mat.4:15.

Penggunan bahasa Yunani tidak hanya kalangan atas tetapi juga menyentuh sampai lapisan masyarakat kelas bawah.
Sean Freyne, (GAGH): "There is general agreement that Greek was widely spoken in Palestine, even in Jerusalem and among nationalistic circle in New Testament times, a conclusion based on epigraphic, archaeological and literary evidence...these were not confined to the cities but were distributed throughout the villages and estate in charge of the affairs of the government. The frequent journey of the officials, some of higher, others of lesser rank, ensured a network of communication that tied village life to various cities and thouched everybody from the poorest peasant to the various village officials..."
"Ada semacam konsensus umum bahwa bahasa Yunani digunakan secara luas di Palestina termasuk di Yerusalem dan diantara lingkaran gerakan nasionalis pada masa Perjanjian Baru, kesimpulan ini didasarkan pada bukti epigrafi, arkeologi dan literal ... hal ini tidak terbatas pada kota-kota saja tetapi penggunaannya juga tersebar sampai ke kantor-kantor pemerintah di desa-desa. Kunjugan rutin dilakukan pejabat-pejabat tinggi atau pejabat yang lebih rendah yang memastikan terbentuknya jaringan komunikasi antara desa-desa dan kota dan menyentuh semua lapisan masyarakat mulai dari penduduk miskin sampai pejabat pemerintahan desa"

Dari data ini menunjukan bahasa Yunani sudah sangat umum di Palestina, bukan saja dikalangan atas tetapi juga di kalangan bawah. Sehingga cukup logis mengapa Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani. Selain itu tempat tinggal para murid di Galilea merupakan salah satu pusat perdagangan & aktivitas ekspor impor pada masa itu. Sedangkan Kapernaum merupakan desa nelayan dan perikanan merupakan salah pilar utama perekonomian di wilayah tersebut. Mereka tentu sering melakukan transaksi dagang yang kemungkinan besar menggunakan bahasa Yunani.

Siapa sebenarnya penulis Injil?
Dari keempat penulis Injil yang dikategorikan sebagai murid Yesus adalah Matius sang pemungut cukai dan Yohanes murid terkasih. Sedangkan Markus & Lukas kemungkinan masuk dalam kelompok 70 murid. Markus mencatat Injil Markus berdasarkan kesaksian dari Petrus sedangkan Lukas mencatatnya berdasarkan hasil penyelidikan dengan sumber Paulus & para rasul.

Pekerjaan Matius sebagai pemungut cukai (tax collector) di kota Kapernaum merupakan pekerjaan yang memiliki status yang lebih tinggi dari nelayan atau masyarakat umum lainnya. Mereka cukup kaya dan memiliki pergaulan yang cukup luas baik sesama pemungut cukai maupun “orang berdosa” lainnya kemungkinan orang non Yahudi (gentiles). Mat 9:10 "Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya". Dalam pekerjaan tentu dia harus tahu membuat laporan cukai/pajak untuk dilaporkan ke atasannya apalagi ini berkaitan dengan uang. Sehingga cukup masuk akal mengatakan bahwa Matius adalah penulis Injil Matius karena dia mampu untuk menulis. Eusebius menyatakan bahwa: “Matius disebutkan oleh Papias bahwa ia memiliki koleksi catatan berbagai perkataan (Yesus)

Petrus telah dikenal oleh jemaat mula-mula sebagai orang yang sering menggunakan penerjemah. Penerjemah juga sering merangkap sebagai penulis atau sekretaris. Seorang sekretaris bisa melakukan perubahan minor dalam redaksi kata, mirip seperti dilakukan seorang editor di masa kini. Petrus mendiktekan kesaksiannya kepada sekretaris ini menggunakan bahasa Aramik & kemungkinan juga menggunakan Yunani.
Eusebius mencatat hal ini :” This also the presbyter said: Mark having become the interpreter of Peter, wrote down accuratelym, though not in order, whatsover he remembered of things said or done by Christ...
"Seperti dikatakan presbiter: Markus menjadi penerjemah untuk Petrus, menuliskan secara akurat sesuai perintah apapun yang diingat dari hal-hal yang dikatakan & dilakukan oleh Kristus"

Lukas menuliskan Injil Lukas sebagai hasil laporan investigasi yang dilakukan. Sumber informasinya berasal dari para rasul sendiri yang pada masa itu berada di Yerusalem memimpin gerakan gereja mula-mula. Lukas adalah rekan Paulus juga menuliskan kitab Kisah Para Rasul. Kredibilitas Lukas sebagai seorang sejarawan tidak dapat dipungkiri. Unger mengatakan bahwa arkeologi telah membuktikan keotentikan kisah Injil, terutama Injil Lukas. Sir William Ramsay seorang arkeolog besar mengakui ketelitian Lukas terhadap topografi Asia Kecil. Tentu jika Lukas sudah begitu teliti terhadap data detail seperti itu apalagi dengan penulisan pengajaran Yesus yang jauh lebih penting.

Injil Yohanes ditulis oleh rasul Yohanes di Efesus. Ireneus (180 AD) menuliskannya dengan mengutip Polikarpus murid dari rasul Yohanes sendiri: "John, the disciple of the Lord, who leaned back on his breast, published the Gospel while he was resident at Ephesus in Asia..."
"Yohanes, murid Tuhan, yang bersandar dibahuNya, menuliskan Injil Yohanes saat dia tinggal di Efesus di Asia..."

Dari seluruh data ini menjadi jelas bahwa penulis Injil adalah para murid Yesus yaitu Matius & Yohanes serta Markus berdasarkan Petrus dan Lukas berdasarkan keterangan para rasul.

Jaringan ApologiaKristen
Jimmy Jeffry

Reference:
- Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru
- Bruce Metzger, The Language of the New Testament, dalam The Interpreter’s Bible
- Sean Freyne, Galilee from Alexander the Great to Hadrian 323 BCE to 135 CE: A Study of Second Tempel Judaism
Share:

Tidak ada komentar: